Kamis, 02 April 2009

pengalaman kuliah semester I & II

Kenangan panceng
Sesungghnya hidup itu adalah keyakinan dan perjuangan,begitulah kata Achmad Sauqi Sang Raja Penyair Arab.dan perjuangan tidak akan pernah berakhir kecuali ketika telapak kaki menyentuh surga .Subhanallah perjuangan yang sangat panjan dan melelahkan lagi menyenangkan.
Kita belajar dari sebuah pengalaman,pengalaman hidup yang penuh onak dan duri.Allah berfirman :Apakah manusia akan mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja,hanya dengan mengatakan” kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?(QS.29:2)
Ujian ….? yup sangat tidak mungkin kita bisa terlepas dari sebuah ujian,yang namanya ujian akan terus menghapiri kita, kemana kaki kita melangkah.Tetapi yang terpenting adalan bagaimana kita menyikapi sebuah ujian.
Aku punya cerita menarik,mengesankan dan akan membuat sedikit alis kita akan sedikit terangkat, mungkinkah……..?
Satu tahun yang lalu aku baru melewati ujian yang menurutku sangat menyenangan dan membuatku merasa tertantang dengannya. Semoga cerita ini bermanfaat bagi kita semua amin…
Satu minggu setelah OSPEK ada pengumuman bahwa mahasiswa semester awal akan dipancengkan.Sekilas ku dengar bahwa di panceng adalah termpat yang sangat kondusif dan sangat cocok untuk belajar.Uiiiiiih ,tiba-tiba semangatku juangku tuk mencari ilmu Allah semakin membuncah.Rasa-rasanya aku ingin sendirian saat itu juga.
Keesokan harinya sekitar pukul 07:00 tepat kami berangkat ke pancng Kampus II STAIL Hidayatullah Surabaya.
“Kaya’ apa sich …..?penasaran nich “ kataku dalam hati.
Sekitar tiga jam lebih dikit kami sudah sampai di panceng.Subhyanallah …lagi-lagi subhanallah tidak seperti yang ku duga kampus II STAIL terletak di atas gunung .Gunung yang gundul,panas,lagi gersang.Bumi seakan menuntut kepanasan,memang waktu itu adalah puncak musim kemarau .Dan masyarakat bawah-letaknya di lereng gunung- biasa menyebutnya gunung kukusan.
Baru masuk asrama yang pertama ku cari adalah kamar mandi.Astaghfirullah….!kamar mandinya kering dan penuh dengan debu.Memang asrama ini sudah lebih empat bulan tidak difungsikan.Pikirku dari mana aku akan mandi whudu dll.
Woww…!tiba-tuba salah satu temanku berteriak riang dan berkata bahwa di kejauhan ada danau.Kamimpun berlari-lari adu cepat melewati kebun jati.Danaunya tidak kurang dari dua kilometer menurun dari asrama kami.Alhamdulillah di bumi yang gersang ini Allah masih menyediakan air unuk orang-orang yang mencari ilmunya walaupun hanya sebatas air danau yang tidak terlalu jernih.Danj air itulah yang menjadi tumpuan kami termasuk mencuci,mandi,whudu’ dll selama musim kemarau.
Memang selain danau ada sumur yang juga di gunakan oleh sebagian teman yang lain yang tidak suka di danau,tapi jauhnya tidak jauh beda itupun harus menampung dulu sebelum digunakan karena airnya hanya satu jengakal dan berkapur.Memang hidup dimpanceng adalah sebuah perjuangan dan ujian bagiku dan teman-temanku.
Aku kuliah ,aku adalah anak kuliahan ku coba memantapkan hatiku,karena sebagian teman-temanku tidak merasakan itu. Betapa tidak,biasanya anak kuliahan itu pakaiannya rapi,tampil trendy,pakai sepatu dan yang paling pentig adalah cewe-an.tetapi yang satu ini tidak, kampus yang ini sungguh membuat jati diri lebih mantap. Disamping menambah wawasan dengan program dua bahasa dan juga membuat fisik tambah ok seperti Lmen gitu…
Biar nggak terlalu banyak bacot saya akan menceritakan kegiatan belajar dipanceng. jam 3 malam sudah dibangunin buat salat tahajjud, setelah bangun eh.. ternyata air nggak ada. harus kesumur. sumurnya jauh lagi, hampir 1 km habis wudhu keringatan . tapi yang seperti itu hanya sebentar setelah beberapa minggu rahmat Allah turun(air hujan). Pada jam 4 lewat kami salat subuh, ba’da subuh kami belajar ( bahasa inggris,arab,nahu sharaf.dll) pokoknya seru deh.
Jam 8 pagi kami belajar sampai dapat waktu dzuhur. Setelah dzuhur kami punya waktu buat istirahat dan silaturrahim kerumah penduduk sekitar. Penduduk sekitar ada yang gak bisa bahasa Indonesia lho!!! Jadi kalau kita gak bias bahasa jawa sulit buat bergaul ama masyarakat. Shalat asar jam 3 lebih, setelah asar kami mandi kesumur ada yang ke danau.
Nah, setelah salat magrib kami belajar lagi sampai dapat waktu isya’. Dan setelah isya’ kami makan malam kemudian kami belajar lagi begitulah seterusnya. Kalau seandainya saya tulis pengalaman ini kedalam sebuah buku mungkin sampai 300 halaman lebih. Oleh karena itu saya cukupkan sampai disini aja, yang penting pengalaman dipanceng itu sangat seru menambah ilmu juga membuat fisik kita seperti fisik pemain fitnes. Kita tambah kuat, Allah mencintai orang mukmin yang kuat. Dipancenglah tempatnya untuk menjadi orang yang kuat.
Maaf ustad kalau ada kesalahan dalam penulisan ini, mohon nasihatnya dan maklum.
Sekali lagi afwan ustad dalam penulisan ini banyak kesalahan.

Nama : raden sahrianto berutu
Semester : IV
Jurusan : tarbiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar